Lupa kapan pertama kali jadi suka merawat tanaman daun mint. Padahal asal muasal punya tanaman Mentha piperita L (nama latin) minta tetangga sebelah sebanyak dua tangkai. Terus ditanamnya juga pakai botol aqua bekas.
Lihat tanaman subur beneran bikin hati senang. Apalagi pas petik beberapa tangkai buat dinikmati. Duh, ada rasa kepuasan yang nggak bisa dinilai pakai angka.
Petikan pertama cuma diambil daunnya to'. Kadang daunnya itu buat penambah aroma teh atau infused water yang dicampur dengan beberapa iris jeruk lemon. Sedang batangnya dibuang begitu aja.
Eh, pas dengan sengaja baca-baca cara memperbanyak daun mint, ternyata nggak susah-susah amat biar itu pohon bisa beranak banyak.
Katanya, cukup pada saat memetik tanaman herbal beraroma mentol ini, pilih batang yang agak tua, petik beberapa helai daun pada bagian bawah, lalu tancapkan di tanah, deh.
Atau bisa juga, batangnya disimpan dalam wadah yang sudah diisi air. Lalu diamkan beberapa hari sampai tumbuh akar. Setelah berakar, baru deh, batangnya dipindah ke pot yang sudah diisi dengan tanah.
Akhirnya karena sekarang pohonnya punya banyak, bukan lagi dijadikan penambah aroma atau infused water. Tapi daunnya dikeringkan seperti daun teh pada umumnya gitu. Ya, semacam teh tubruk lah.
Baca Juga: 5 Fakta Tentang Tanaman Janda Bolong
Merawat Tanaman Daun Mint
Merawat tanaman harus dari hati, penuh kasih sayang, menghargai, dan banyak lagi. Jelasnya sih, ada kepedulian gitu sama tanaman. Seperti dalam serial Upin-Ipin waktu Kak Ros bilang, kalau tanaman juga punya perasaan.Jadi, gimana dong, cara merawat tanaman daun mint? Agar pohonnya rimbun, daunnya lebar, dan hasil panennya banyak.
Tenang Sahabat Desi's Corner, di sini bakal dikupas tuntas cara merawat, memperbanyak, dan membibit, daun mint berdasarkan pengalaman.
Begini cara merawat tanaman daun mint agar daunnya tumbuh lebat kembali setelah dipanen:
Layaknya rambut kalau mau cepat panjang dan sehat, kan, harus rajin dipotong dan diberi vitamin, biar tumbuhnya sehat. Kurang lebih begitulah analoginya.
1. Memangkas daun secara rutin
Kalau daun mint tumbuhnya sudah mulai kecil-kecil. Itu pertanda sudah saatnya tanaman peppermint ini dipangkas.Layaknya rambut kalau mau cepat panjang dan sehat, kan, harus rajin dipotong dan diberi vitamin, biar tumbuhnya sehat. Kurang lebih begitulah analoginya.
2. Memetik daun yang tumbuh bertumpuk di bagian batang
Kalau tumbuhnya daun mint sudah bertumpuk, di atas daun ada tumbuh daun lagi. Ambil daun yang sudah siap petik menggunakan gunting. Biasa daun yang baru tumbuh ada di bagian atas daun yang sudah tua.Nah, nanti kalau batang daun mint sudah agak panjang, baru dipotong, deh.
3. Panen bila sudah rimbun
Kalau dilihat daunnya sudah rimbun, ini juga pertanda sudah saatnya harus dipanen.Potong miring bagian batang dengan menggunakan gunting sepanjang kira-kira 8 cm atau tergantung dari panjangnya batang tersebut dari daun bagian atas (lain kata, sisakan saja batang daun beberapa sentimeter dari permukaan tanah).
Panen, biasa dilakukan hampir dua atau tiga bulan sekali di musim panas. Sedangkan bila di musim penghujan. Panen bisa dilakukan kurang dari dua bulan.
Tapi itu semua tergantung kondisi tanamannya. Pernah tuh, tempo hari daun mint dipanen sebelum waktunya, dikarenakan kondisi daun yang tumbuh kurang bagus.
Selain dipanen, dilakukan perawatan sekalian juga waktu itu, dengan cara membuang batang-batang yang sudah kering dan akar yang sudah nggak sehat.
Daripada nanti pohonnya mati semua, jadi selain panen dini, juga ngebotakin pohonnya. Alhamdulillah, sekarang tumbuh bagus dan cantik lagi dia.
Baca Juga: Green jobs peluang kerja anak muda
4. Siram secara rutin tanaman daun mint
Kalau musim panas, siramlah tanaman mentol ini dua kali sehari. Tapi kalau di musim penghujan, tergantung kondisi tanahnya. Kalau dirasa masih basah karena kehujanan bekas kemarin, maka dalam satu hari pun tanaman itu tidak perlu disiram.
5. Letakkan tanaman yang sesekali terkena matahari langsung
Maksudnya, tanaman ini tidak sepanjang hari kena sinar matahari. Misal, kalau tanaman diletakkan menghadap ke utara dan berada di bawah sedikit naungan, entah itu atap atau pohon lain. Maka tanaman akan mendapat sinar matahari pagi sampai pukul 11.00-an. Dan akan mendapat sedikit sinar juga pada saat matahari mulai condong ke barat.6. Pupuk tidak harus beli
Kulit pisang yang dipotong kecil-kecil, cangkang telur telur yang diremukkan, rambut rontok atau boleh hasil cukur, air bilasan cucian pakaian yang terakhir, semua bisa didapat dari limbah operasional rumah tangga.Baca Juga: 10 tips menjemur pakaian di musim hujan
Khusus untuk rambut, tanam atau tusuk dengan jari sampai terkubur di dalam tanah dengan jarak beberapa sentimeter dari pohon mintnya.
Khusus untuk rambut, tanam atau tusuk dengan jari sampai terkubur di dalam tanah dengan jarak beberapa sentimeter dari pohon mintnya.
Sedang yang lainnya, kulit pisang dan cangkang telur, cukup ditaruh atau ditabur di atas tanah.
Kalau ditanya, susah nggak merawat daun mint? Soalnya punyaku daunnya nggak sesubur yang kamu punya. Daunnya juga kecil-kecil, terus lama-kelamaan pohonnya mati. Padahal tiap hari disiram.
Ungkapan, keluhan, dan pertanyaan di atas yang sering didapat seputar merawat daun mint.
Dan jawabannya, merawat tanaman daun mint itu susah-susah gampang. Susahnya itu kita harus sabar, telaten, jangan ngedumel atau mengeluh di hadapan tanamannya.
Nah, kalau gampangnya merawat tanaman daun mint adalah, semua kesusahan di atas nggak bakal dirasa kalau kita melakukannya dengan hati senang. Istilah kata, kalau sudah cinta dan sayang, apapun dilakukan demi dia. Asal jangan hubungan yang toxic aja. Eeeh, malah nggak nyambung. Wkwkwk.
Itulah cara merawat tanaman daun mint ala Desi's Corner. Semua tulisan di atas adalah hasil pengalaman dan pengamatan sendiri setelah hampir dua tahun berkutat dengan tanaman ini.
Jangan putus asa dan berhenti berusaha dalam merawat daun herbal ini. Selalu cari tahu di mana kesalahan dan kekurangannya dengan membaca artikel atau bertanya pada ahlinya.
Siapa tahu bisa jadi juragan daun mint. Di olshop kalau beli, lumayan lho, harganya. Apalagi kalau dijual, kan, bisa jadi cuan, tuh.
Kalau kamu punya tambahan lain dalam merawat tanaman daun mint, boleh dong, diinfo di kolom komentar. Karena sharing is caring.
Selamat mencoba dan semoga keberhasilan jadi milik kamu. Semangat menanam!
Selamat mencoba dan semoga keberhasilan jadi milik kamu. Semangat menanam!
Belum pernah nanam daun mint, belum pernah juga nyobain gmana rasanya daun mint dipadu teh atau infuse water.
ReplyDeletePenasaran sekali pengen nanam, apalagi baca ini kayanya mudah banget ya perawatannya.
Nyari ah bibitnya
Duh, aku sudah pernah gagal merawat pohon mint. Kayaknya overwatering deh... Pingin coba lagi begitu baca artikel ini... MAkasih ya kak...
ReplyDeleteDuuh aku selalu gemes kalau memandang tanaman, dulu aku pernah punya tanaman ini.Pas musim hujan rimbunnya masya Allah. Tapi dukaku saat kemarau tanaman ini mati dan habislah riwayat daun mint. Sekarang aku lagi ngidam tanaman ini, pengen nanem lagi. gemes deh ..
ReplyDeleteSaya suka sekali kalau pas waktunya panen. Daun mint kering bisa juga bumbu masakan, Mbak. Ngoven ayam bumbu daun mint, oregano, pasta tomat, garam saja sudah jadi enak banget lho..
ReplyDeleteHarus telaten ya kuncinya. Pengen sih bisa telaten merawat tanaman juga tapi apa daya aku banyak skipnya akhirnya mati dah tanamannya :D
ReplyDeleteTelaten banget mbak desi. Aku suka pakai mint untuk minum teh, enak ada sensasi semriwingnya.
ReplyDeleteaku suka daunt mint, kalo lagi bikin teh suka di tambahin daun itu secara dadakan langsung dipetik gtu. wangi banget
ReplyDeleteTernyata gampang juga buat merawat daun mint ini yaa.. Udah gitu manfaatnya banyak banget. Bisa nih kapan2 dicoba
ReplyDeletedulu pernah punya mint tapi mati huhu, pengen lagi jadinya cantik dan manfaat, makasih ya mba sharingnya aq jadi ada semangat buat nyoba rawat mint lagi
ReplyDelete