Apakah Sahabat Desi's Corner suka ngomong sendiri? Aku suka ngomong sendiri. Dan it's ok, malah self-talk bikin mental sehat, kok. Sehatnya dimana, ya? Secara buat orang kebanyakkan kalau ngomong sendiri dianggap "gitu", deh.
Adalah Joel Chue orang yang pertama kali mengenalkan self-talk. Tahu dong, dialog batin? Nah, itu bahasa kerennya self-talk. Jadi self-talk itu berbicara pada diri sendiri atau juga berbicara dengan pikiran-pikiran yang ada di dalam kepala kita.
Setiap hari, setiap detik, disadari atau nggak, kita pasti melakukan self-talk. Dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi. Itu juga sebelum mata merem, pasti pikiran kita berkelana dulu. Entah memikirkan mau sarapan apa besok pagi, uang belanja yang mepet padahal baru tengah bulan, atau mencari ide menulis buat di blog karena sudah mepet DL (nunjuk diri sendiri).
Pendapat psikologi modern bilang, kalau kita tuh, bisa berbicara dengan orang lain nggak lebih dari 20.000 kata per hari, tapi kalau berbicara dengan diri sendiri atau self-talk bisa lebih dari 60.000 kata per hari. Bayangin deh tuh, kita berdialog sama batin lebih banyak dari yang kata-kata yang keluar dari bibir kita.
Mungkin seperti kita kalau lagi ngobrol sama teman. Pas dia lagi ngomong, dalam hati kita ikutan juga ngomong. Saling timpal kalau lawan bicara kita nggak sehati dengan kita.
Baca Juga: Saat Ikhtiar dan Doa Tidak Sejalan dengan Takdir
Kesehatan Mental Itu Apa, sih?
Menurut WHO, kesehatan mental adalah suatu keadaan (status) seseorang itu dalam keadaan sehat secara utuh, baik fisik, mental (rohani) dan sosial. Bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan” (Smet, 1994).World Health Organization (WHO, 2001) juga menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari oleh diri sendiri atau individu. Dimana setiap individu tersebut mempunyai kemampuan untuk mengelola stres sehingga tetap mempunyai kehidupan yang wajar, tetap bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.
Sedangkan Karl Menninger berpendapat bahwa individu yang sehat mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain atau empati serta memiliki sikap hidup yang bahagia.
Pieper dan Uden (2006) mengatakan bahwa kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang realistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan dan kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
Kalau aku simpulkan dari jabaran kesehatan mental di atas, bahwa mental yang sehat itu adalah orang yang bisa mengendalikan diri dari berbagai cobaan dan ujian. Karena kalau kita nggak bisa mengendalikan diri, ujung-ujungnya adalah nginep di rumah sakit jiwa atau mengakhiri hidup.
Baca Juga: Ulasan Wokshop Detox Emosi
"It can be a comforting reaction to help fill a quiet place with the noise of your own voice when you’re alone," kata Aniesa.
Memang benar sih, rasanya hati tenang, nyaman waktu aku bicara sendiri di rumah sendirian. Semua yang aku ucapkan benar-benar jujur dari the bottom of my heart gitu.
Dan aku punya waktu yang untuk menyelesaikan rentetan tugas diatas kurang lebih dua jam setengah. Targetnya sih, setengah lima selesai.
Psikoterapis Julia Breur, PhD, Boca Raton, Florida berkata, "the mind can only process one task at a time even though we think we are multitasking."
Dr. Breur juga bilang, yang aku simpulkan jadi seperti ini.
Tapi aku yakin, Sahabat juga suka kan, memecahkan masalah sendiri? Iya, self-talk yang Sahabat lakukan untuk menyelesaikan masalah justru adalah yang paling jitu. Teman atau kerabat palingan sebatas pendengar atau memberi masukkan secara umum atas masalah yang kita hadapi. Keputusan tetap ada di tangan kita. Siapa lagi yang kenal diri kita selain diri kita sendiri, ya, kan?
Tuh kan, dari penjelasan di atas, beneran self-talk bikin mental sehat. Jadi Sahabat Desi's Corner yang suka ngomong sendiri nggak perlu khawatir. Ini bukan gejala sakit mental, kok. Malahan bikin mental sehat. Kecuali kalau kita sudah berdebat sama diri sendiri dan mengarah indikasi perilaku abnormal. Nah, ini wajib konsultasi dengan ahlinya. Jangan dibiarkan yang nantinya bakal menjurus ke hal yang nggak diinginkan.
Referensi bacaan:
http://bem.fppsi.um.ac.id/index.php/2018/11/05/kesehatan-mental-dan-sejarah-world-mental-health-day/
Self-Talk Bikin Mental Sehat
Ada banyak cara agar mental kita tetap sehat, terutama di masa pandemi ini. Dan self-talk adalah salah satunya. Terlebih di masa pandemi ini benar-benar menguji kesehatan mental dan fisik kita.5 Manfaat Self-Talk Bagi Diri:
1. Mengurangi Rasa Kesepian
Ternyata self-talk yang aku lakukan itu kata psikolog Aniesa M. Schneberger, MA, LMHC dapat mengurangi kesepian."It can be a comforting reaction to help fill a quiet place with the noise of your own voice when you’re alone," kata Aniesa.
Memang benar sih, rasanya hati tenang, nyaman waktu aku bicara sendiri di rumah sendirian. Semua yang aku ucapkan benar-benar jujur dari the bottom of my heart gitu.
2. Menjadikan Diri Lebih Terorganisir
Apa yang aku ucapkan ketika sedang sendiri adalah hal-hal yang sederhana. Seperti siang ini (sekitar pukul dua-an) saat di dapur, aku bilang, "habis nyuci beras, jangan lupa masukkin ayam yang udah dibumbuin ke kulkas. Biar pas ntar sore mau digoreng, bumbunya udah nyerep ke ayamnya, abis itu, angkat jemuran, lipetin baju, nyapu halaman, siram tanaman."Dan aku punya waktu yang untuk menyelesaikan rentetan tugas diatas kurang lebih dua jam setengah. Targetnya sih, setengah lima selesai.
Psikoterapis Julia Breur, PhD, Boca Raton, Florida berkata, "the mind can only process one task at a time even though we think we are multitasking."
Menurut Dr. Breur lagi, dengan self-talk kita dapat membuat skala prioritas apa yang harus dilakukan terlebih dahulu.
Ada yang samaankah dengan aku, suka membuat planning kayak gini lewat self-talk?
3. Mengendalikan Stres
Masih menurut Dr. Breur, self-talk dapat mengendalikan stres yang kita alami. Dan aku setuju. Aku di rumah kan, seringnya sendirian. Mau chatting-an sama teman takut ganggu. Jadi ya, seringnya aku ngobrol sama diri aku sendiri.Dr. Breur juga bilang, yang aku simpulkan jadi seperti ini.
Suara yang keluar dari dalam diri kita saat sendiri itu jujur alias nggak pura-pura. Di saat kita melakukan self-talk, semua uneg-uneg di hati keluar, lepas, bebas tanpa perlu mengkhawatirkan orang tersinggung. Sehingga hasilnya diri kita bisa tenang dan stres pun dapat dikendalikan.
4. Membantu Memecahkan Masalah
Biasa Sahabat Desi's Corner kalau punya masalah, berdiskusi dengan siapa? Teman, pasangan, orang tua, adik, kakak, atau tetangga?Tapi aku yakin, Sahabat juga suka kan, memecahkan masalah sendiri? Iya, self-talk yang Sahabat lakukan untuk menyelesaikan masalah justru adalah yang paling jitu. Teman atau kerabat palingan sebatas pendengar atau memberi masukkan secara umum atas masalah yang kita hadapi. Keputusan tetap ada di tangan kita. Siapa lagi yang kenal diri kita selain diri kita sendiri, ya, kan?
5. Meningkatkan kecerdasan
Self-talk menurut psikolog Linda Sapadin, PhD., justru dapat membantu meningkatkan kecerdasan kita. Yaitu dengan mengelola pikiran melalui tugas-tugas penting yang kita kerjakan. Tapi ingat, meski self-talk, kita tetap harus menjaga sopan-santun alias tetap hormat ketika sedang berbicara pada diri sendiri. Jangan menggunakan kalimat negatif. Seperti, "kamu bodoh!", "nggak berguna!". Ini namanya self-talk yang negatif. Menjatuhkan harga diri sendiri. "Mulailah berbicara pada diri sendiri seolah-olah kita adalah sahabat untuk diri sendiri," katanya.Tuh kan, dari penjelasan di atas, beneran self-talk bikin mental sehat. Jadi Sahabat Desi's Corner yang suka ngomong sendiri nggak perlu khawatir. Ini bukan gejala sakit mental, kok. Malahan bikin mental sehat. Kecuali kalau kita sudah berdebat sama diri sendiri dan mengarah indikasi perilaku abnormal. Nah, ini wajib konsultasi dengan ahlinya. Jangan dibiarkan yang nantinya bakal menjurus ke hal yang nggak diinginkan.
Referensi bacaan:
http://bem.fppsi.um.ac.id/index.php/2018/11/05/kesehatan-mental-dan-sejarah-world-mental-health-day/
good sekali infonya
ReplyDeleteVisit Us
Terima kasih Kakak
DeleteKalau ngomong sama komputer bisa meningkatkan kecerdasan mental juga nggak ya kak?
ReplyDeleteBisa, apalagi kalau sambil riset terus dibaca pelan². Malah jadi tambah ilmu. Kalau ngomong sama komputer pas lagi shut down juga bisa. Hmm, ntar dicobain juga, dah. Buat penelitian 😁
DeleteSaya sering ngomong ke diri sendiri, dan memang, dari pengalaman self talk itu efeknya bisa banget mengurangi stress yang dirasakan
ReplyDeleteTos, Pak. Bener banget. Itu yang saya alami juga. Release stres karena ngomongnya nggak pake bohong².
DeleteAku cukup sering selftalk si bu, kadang tuh kalau selftalk tangan ikutan gerak sampe pernah ditanyain, "kamu lagi ngapain si?" :D
ReplyDeleteKalau saya kadang kepala suka ikutan angguk². Ditambah sambil ketawa malahan. Untung di rumah sendirian. Jadi nggak ada yang nanya :-D
DeleteAku banget ini, apalagi tipe introvert. Asyik banget kalau sudah self talk. Kalau nggak tahan lagi ya self talknya ditulis... Jadi deh tulisan.
ReplyDeleteKira-kira ada efek negatifnya gak ya self talk ini?
ReplyDeleteKadang sampe gak bisa tidur karena diajak ngomong terus pikirannya....
Akuuuu... Emang hobi banget self talk bu. Apalagi kalau pikiran lagi ruwet, self talk membantu banget untuk menyederhanakan masalahnya
ReplyDeleteHobiku bu hahaha, sering banget ngomong sama diri sendiri :D cuma, kalo badan dan pikiran udah capek banget, tetep aku kasih jeda buat istirahat. Kasian kalo temen ngobrolnya sakit hahaha
ReplyDelete